Sorebergerak semakin larut. Langit di ufuk timur sudah menggantungkan warna jingga yang indah. Sementara di bawah langit yang indah itu, di dua tempat yang berbeda, terlihat pertarungan cukup sengit Raja Petir bertarung menghadapi empat lawan tangguhnya. Ia harus berjuang sekuat tenaga menghindari gempuran dahsyat lawan yang menggunakan racun Mentarimungkin masih menyembul malu-malu dari balik tirai kabut. Namun asa dalam hati para pemuda Cisari ini telah membubung begitu tinggi menyinari remang yang selama ini melanda. Dan mereka akan unjuk Gigi di hadapan para pejabat sore nanti. “Murni, ada berapa naskah yang tidak selamat?” tanya Rido. Murni tampak kembali membolak Danielamemiliki tirai yang menyapu dari atas jendela besar yang menghadap selatan, yang berfungsi sebagai latar belakang ruang tamu, pemandangan pusat kota berkelap-kelip di balik kaca. Ryan memberikan pipanya ke Daniela, dan saat Daniela mulai mengisi lagi mangkuknya, bekas teman sekamarku mer osot di kursi dan menatap langit-langit. Sunyisore itu, dingin melekat, membalut ruang. Di lantai tujuh, di balik jendela, di balik tirai, beriringan bersama denyut mesin jantung, hujan runtuh menuju bumi. Hingga asap yang menggumpal membungkus setiap denyut kota menyesakkan kota, hilang, lenyap. Hujan seperti tirai, menutup setiap bentuk. Berbuih awan gelap, pecah cahaya petir. Alammasih bernuansa sisa cuaca hari kemarin. Masih basah. Hujan rintik menjadi ornamen sore dan tadi malam. Membuat yang biasanya sehangat Kediri, menjadi sedingin Bandung kala hujan atau malam hari. Dari kemarin saya sudah membatin, mungkin pagi ini akan berkabut. Lihat saja nanti. 6MZQlAC.

dari balik tirai hujan sore hari