YESUS LAHIR DI KANDANG DOMBA. Saudara yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus. ketika kita mengizinkan hati kita yang busuk bagai kandang domba sebagai tempat kelahiran Yesus, dosa dan kotoran dendam, sampah kebencian, aroma cemburu , iri hati, ketakutan dan kekhawatiran, kegelapan kesombongan dan segala sampah DOSA lenyap dibersihkan oleh
Kecilsekali kemungkinan orang tua Yesus (Yusuf dan Maria) membawa kembali Yesus ke kandang domba tempat dia dilahirkan melainkan mereka telah tinggal di tempat yang lain pada saat orang Majus berkunjung. Ini adalah suatu hal yang mengecohkan banyak orang. Lihat pula Kronologi kehidupan Yesus dan Kelahiran Yesus.
Hasilterjemahan yg jelek itu menyatakan Yesus lahir di tengah dalang peternakan pada sebuah kandang domba. Koran the Daily Mail melaporkan, Rabu (24/12), istilah 'kataluma' pada teks bahasa Yunani itu, kata beliau, salah diterjemahkan menjadi 'rumah penginapan'.
Mari tunjukkan tempat Yesus lahir! Sungguhkah Dia di kandang rendah? Bayi lembut di palungan terbaring, langit dan bumi KerajaanNya. Lahir Putra mulia, Raja bala sorga; Tuhan dalam Kandang domba itu rumahNya, palungan hewan petiduranNya; lahir dari Bunda Maria Pangeran Mahamulia. Aku pun hendak ke Betlehem, supaya 'ku melihatNya di
Adanyapohon juga merupakan kejanggalan, karena Yesus lahir di kandang domba, bukan di bawah pohon. Hal ini rupanya terkait dengan perayaan pagan Romawi, di mana orang-orang Romawi berkeliling di bawah pohon cemara (yang tetap hijau saat salju), sambil berdoa kepada dewa-dewi agar musim dingin segera berlalu.
Tb2PFQ. LUKAS 21-20 YESUS LAHIR DI BETLEHEM PARA GEMBALA MENGUNJUNGI BAYI YESUS Penguasa Romawi, Kaisar Agustus, memerintahkan agar setiap orang didaftarkan. Jadi, Yusuf dan Maria harus pulang ke kota kelahiran Yusuf, yaitu Betlehem, di sebelah selatan Yerusalem. Karena Betlehem penuh dengan orang-orang yang mau mendaftarkan diri, satu-satunya tempat yang bisa digunakan Yusuf dan Maria untuk bermalam adalah sebuah kandang untuk keledai dan binatang lainnya. Di sanalah Yesus dilahirkan. Maria membungkus dia dengan kain dan membaringkannya di palungan, yaitu tempat makan binatang. Jelas, Yehuwa-lah yang mengatur agar Kaisar Agustus membuat undang-undang pendaftaran ini. Dengan begitu, Yesus dapat dilahirkan di Betlehem, kampung halaman leluhurnya, Raja Daud. Kitab Suci telah lama menubuatkan bahwa Betlehem akan menjadi kota kelahiran sang Penguasa yang dijanjikan.​—Mikha 52. Ini benar-benar malam yang istimewa! Di luar, di padang rumput, cahaya cemerlang tiba-tiba memancar di sekeliling para gembala yang sedang berkumpul. Itu adalah kemuliaan Yehuwa! Seorang malaikat memberi tahu para gembala itu, ”Jangan takut! Aku membawa kabar baik tentang sukacita besar yang akan dirasakan semua orang. Sebab hari ini, di kota Daud telah lahir bagi kalian seorang penyelamat. Dia adalah Kristus dan Tuan. Inilah tanda bagi kalian Kalian akan menemukan bayi yang terbungkus kain dan berbaring di palungan.” Lalu, malaikat-malaikat datang dan mengatakan, ”Kemuliaan bagi Allah di surga, dan damai di bumi bagi orang-orang yang menyenangkan Dia.”​—Lukas 210-14. Ketika para malaikat itu pergi, gembala-gembala itu berkata, ”Ayo kita langsung ke Betlehem dan melihat apa yang terjadi, yang Yehuwa beri tahukan kepada kita.” Lukas 215 Mereka cepat-cepat pergi dan menemukan Yesus yang baru lahir, persis di tempat yang dikatakan sang malaikat. Sewaktu para gembala menceritakan apa yang dikatakan malaikat, semua yang mendengarnya merasa kagum. Maria menyimpan semua itu dalam hatinya dan merenungkan artinya. Sekarang, banyak orang percaya bahwa Yesus lahir pada 25 Desember. Tapi pada bulan Desember, daerah Betlehem biasanya dingin, sering hujan, dan kadang malah bersalju. Jadi pada bulan itu, para gembala tidak mungkin berada di luar pada malam hari bersama kawanan domba mereka. Selain itu, kaisar Romawi tidak mungkin meminta rakyatnya mengadakan perjalanan berhari-hari pada musim dingin untuk mendaftarkan diri, karena rakyat pada waktu itu sudah membencinya. Jadi, Yesus kemungkinan besar lahir kira-kira pada bulan Oktober.
Bagi kita umat Kristiani, bulan natal merupakan bulan yang paling ditunggu-tunggu. Karena bulan natal yang bertepatan di bulan desember, merupakan peringatan kelahiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat. Ya, Sang Juruselamat adalah tokoh terpenting dalam kehidupan kita umat Kristiani. Tapi, pernahkah kita berpikir, “mengapa Yesus lahir dikandang domba? Mengapa tidak lahir di Hotel2 mahal, Rumah Sakit termahal, ataudi Rumah mewah? Bukankan Dia punya kuasa untuk memilih dimana Dia lahir?” ya, Tuhan Yesus memiliki kuasa atas itu. Tapi, Dia memilih tempat dikandang domba karena sebuah alasan yang sangat berkesan. Adapun alasan berkesan itu ialah Tuhan Yesus ingin mengajarkan kita tentang hidup sederhana. Dia ingin menunjukkan, bahwa ia juga merasakan bagaimana menjadi manusia sedehana namun, mampu menjadi berkat. Dia ingin saat kita memperingatkan hari kelahiranNya, kita tidak perlu membuang-buang uang untuk perayaan – perayaan mewah. Bahkan selama hidup didunia, Tuhan Yesus tetap memilih hidup sederhana. tidak punya rumah, tidak punya barang-barang mewah, dan hidup sebagai manusia yang tidak memiliki apa-apa didunia. Namun, mampu menjadi dampak yang begitu besar bagi umat manusia. Ia mengajarkan bahwa kesederhanaan yang penuh berkat jauh lebih baik dari pada hidup mewah tapi tidak mampu memberikan sesuatu bagi orang lain. Lalu bagaimana dengan kita? Mampukah kita hidup sederhana dan menjadi berkat bagi banyak orang? Banyak diantara kita belum memaknai arti natal yang sesungguhnya. Kita berpikir bahwa natal adalah perayaan besar yang wajib dilakukan. Dekorasi mewah, konsumsi yang berlimpah, baju-baju baru dan mahal, acara-acara yang semarak, yang hanya menyenangkan hati kita dan orang lain. Kita lupa memperingati hari natal untuk menyenangkan hati Yesus. Bahkan kita berpikir, apa yang harus dilakukan dalam natal, agar banyak orang hadir dan acaranya keren untuk membuat orang-orang yang hadir senang. Kita bahkan hampir lupa untuk berpikir, bagiamana agar orang yang hadir dinatal dapat berubah untuk menjadi berkat. Apa yang bisa diajarkan dalam natal agar semua orang yang hadir dapat melakukan aksi natal untuk orag-orang yang membutuhka? Kita lupa untuk itu. Bukankah sangat lucu, kita mencari dana natal dengan jumlah berjuta-juta bahkan berpuluh juta, dengan waktu lewat dari 30 hari. Tapi, kita menghabiskannya hanya dalam waktu 1 hari untuk sebuah perayaan semata. Dan yang menyedihkan adalah setelah selesai perayaan natal hidup kita tidak ada perubahan. Jalan ditempat atau bahkan jauh lebih buruk. Mengapa? Karena kita tidak memaknai natal yang sesungguhnya. Kita hanya ingin mendengar pujian dan pengakuan dari dunia. bukan melakukan apa yang terbaik bagi Sang Juruselamat. Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus, coba baca Matius 2531-46. Disitu jelas sekali dikatakan, bahwa pada hari penghakiman terakhir Yesus menanyakan hal apa yang telah kita lakukan dan berikan kepada orang kelaparan, orang kehausan, tumpangan kepada orang yang membutuhkan, melayani orang-orang yang dipenjara dan sakit. Ketahuilah saat kita kembali kepada-Nya, Dia tidak akan bertanya, perayaan natal apa yang paling semarak atau yang paling mewah yang pernah kita lakukan selama hidup didunia? Berapa uang yang kita keluarkan untuk perayaan natal itu? Tapi, yang Yesus tanya adalah berkat apa yang telah kita bagi untuk banyak orang? seberapa berguna kita selama hidup? Bantuan apa yang sudah kita salurkan bagi mereka yang membutuhkan? Sudahkah kita melakukan perubahan yang baik dalam hidup kita? Sudahkah kita menjadi pemberita dan pelaku FirmanNya? Nah, saudara-saudaraku yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, sebagai umat kristiani, marilah kembali kepada makna natal yang sesungguhnya, Memaknai mengapa Yesus lahir dikandang domba dan hidup sederhana selama ada didunia. Tak perlu takut kata-kata manusia yang mengatakan, “ahhkk…. Perayaan natalnya sederhana sekali! Baju natalnya biasa saja! Konsumsinya biasa aja! Dekorasinya gak mewah!” karena Yesus lebih bahagia bila kita merayakan hari kelahiranNya dengan membantu orang banyak. Yesus lebih senang jika kita hidup sederhana namun menjadi berkat dan berguna bagi bagi orang lain dan mampu membantu mereka yang membutuhkan. Ibrani 1316 “dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.”
Kelahiran Yesus Sang Juruselamat dunia adalah peristiwa terbesar dalam sejarah. Dia datang ke dunia dalam wujud bayi kudus. Dia lahir di kandang adalah Raja atas segala raja. Namun, Ia tidak dilahirkan seperti seorang raja. Dia lahir di tempat yang hina. Mengapa?Lukas menuliskan “dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” Lukas 27.Kristus lahir dalam sebuah kandang. Suatu tempat di mana ternak dipelihara. Apakah pernah terlintas dalam benak kita mengapa Yesus lahir di kandang domba? Tempat yang begitu hina dan menjijikkan. Tidak ada orang yang akan mau tinggal di tempat ada tiga makna penting dan menjadi perenungan bagi kita dari peristiwa bersejarah tersebut1. Tuhan Yesus Merendahkan Diri-NyaKelahiran Mesias di kandang domba memperlihatkan sisi yang lain dari maksud kedatangan-Nya ke dunia. Dengan lahir di tempat yang hina, di sebuah kandang, Allah ingin memperlihatkan kepada manusia betapa Allah sangat mengasihi Yesus merupakan suatu tindakan dimana Allah meninggalkan segala kemegahan dan kemuliaan-Nya dan menjadi manusia. Email kami bila Anda punya tanggapan mengatakan bahwa “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia” Filipi 26-7.Allah merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya. Ia menyatakan kepada kita semua bahwa Ia tidak seperti tokoh-tokoh dunia yang menampilkan dirinya, seolah-olah mulia dan terhormat tetapi melakukan perbuatan-perbuatan hina dan Tuhan Yesus Memperlihatkan Kepedulian-NyaKelahiran Sang Penebus umat manusia di sebuah kandang memperlihatkan kepedulian-Nya. Yesus peduli dengan mereka yang tidak mendapat tempat dalam hidup-Nya di dunia, Yesus selalu memperlihatkan kepedulian-Nya. Perhatian Yesus kepada orang-orang yang tidak mendapat tempat dalam masyarakat. Misalnya pemungut cukai, perempuan pelacur, orang lumpuh, orang buta dan orang Tuhan Yesus Menyatakan Pengampunan-NyaBaca juga Agape Mengasihi Orang Yang Sulit DikasihiKelahiran-Nya di kandang merupakan tempat yang kotor dan bau. Tempat yang paling menjijikkan. Namun, Kristus mau hadir di tempat pula dengan kita. Hidup dipenuhi dosa. Hati yang kotor bahkan lebih kotor dari kandang tersebut. Namun, Kristus mau hadir di hidup kita. Mengampuni kita. Memulihkan kita. Menyucikan kita dari dosa dan mengangkat kita menjadi rindu bagaimana menjadi anak Allah dan disucikan dari dosa? Silakan email kami di DiskusiApakah makna kelahiran Kristus dalam hidup Anda? Jelaskan!Ceritakan salah satu yang pernah Anda lakukan dalam hal kepedulian Anda terhadap sesama!
Sebuah kepastian bahwa Betlehem adalah tempat kelahiran Yesus. Ketika harus memilih jawaban, di mana Yesus dilahirkan a. di gua yang dingin, b. di kandang hewan, c. bukan a dan b, tidak ada yang memberi jawaban meyakinkan. Mungkinkah Yesus dilahirkan di gua yang dingin? Sepertinya tidak, karena tempat yang digambarkan ada unta, domba. Mungkinkan Yesus dilahirkan di kandang hewan? Sepertinya tidak masuk akal, karena binatang-binatang yang ada pasti terganggu bahkan bisa menyerang Maria dan Bayi Kudus. Tentang kelahiran Yesus, Lukas Penginjil, memberi kesaksian “Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” Luk 26-7. Hanya Lukas yang memberitakan tentang palungan. Dalam Injil Matius dikatakan “Maka masuklah mereka para gembala ke dalam rumah itu …” Mat 211. Matius berbicara tentang rumah, bukan palungan. Penginjil Markus dan Yohanes sama sekali tidak memberitakan kelahiran Yesus. Ketika seluruh penduduk mengikuti cacah jiwa di kota masing-masing, tentu seluruh kota penuh sesak manusia, tak terkecuali Betlehem. Pasti banyak orang tidak bisa tertampung dalam penginapan yang ada, termasuk Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria tidak mendapat penginapan bukan karena miskin dan tidak bisa membayar, tetapi karena semua penginapan memang penuh sesak. Di setiap daerah, pada waktu itu, selalu ada rumah singgah untuk para musafir dan para pedagang. Mereka ini bergerak dari satu daerah ke daerah lain dengan unta, keledai untuk berdagang. Mereka selalu singgah di rumah yang disediakan untuk umum agar bisa beristirahat. Ketika mereka beristirahat, hewan pengangkut ditambatkan tidak jauh dari rumah singgah lengkap dengan palungan-palungan untuk tempat makan hewan-hewan tersebut. Yusuf dan Maria memanfaatkan rumah singgah ini untuk melahirkan Yesus. Tentu di situ banyak musafir, pedagang, dan orang-orang yang tidak mendapat penginapan. Ketika Yesus lahir, pasti ada yang menolong, bahkan ada yang mengambilkan palungan untuk ditaruh di dalam rumah singgah supaya Bayi Suci bisa dibaringkan. Tentang palungan ini, Yesaya menulis “Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya” Yes 13. Bayi Suci, Yesus Kristus, dilahirkan di rumah singgah bagi para musafir dan pedagang. Gua Natal seperti bentuknya sekarang, digagas oleh Santo Fransiskus Asisi tahun 1223. Ada kandang hewan, ada lembu, unta dan domba. St. Fransiskus sangat dekat dengan binatang, bahkan dia mampu berbicara dengan binatang-binatang. MS Related Post navigation
kandang domba tempat yesus lahir